Perang Gaya, Bentuk dan Budaya
Sasaran yang palig lugu dan mudah dipengaruhi secara masal dalam
dunia sensasi, gaya berpakaian, gengsi fans bermusik dan bebagai penak-pernik
pergaulan adala anak-anak remaja yang secara psycologi tengah mencari tahu
siapa dirinya. Mereka mencoba dan melakukan ide dan trands yang berkembang dan
masal pada zamannya, sebagai warga negara yang suatu saat nanti adalah penerus
sah pewaris NKRI yang menganut faham Bhenika tunggal Ika ini, tidak berlebihan
ketika kita banyak berharap kelak dimasa depan mereka-mereka itu menjadi
anak-anak bangsa yang penuh dengan inovasi pula mampu menceritakan dan
mencitrakan identitas bangsanya di monitor maya dunia, mari kita lihat apa yang
terjadi dalam keluhan atau pemer-pemer anak-anak remaja ketika sedang asyik
koment, update status dan memajang gambar-gambar di faceebook jejaring social yang
hari ini telah menjadi alat baru dalam kemungkinan segala halnya, tidak banyak
penulis temukan tematik diskusi yang mengarah kepad keperdulian yang mencita-citakan
negeri ini untuk terkenal dan dipandang sebagai bangsa yang berkarakter dengan
teradisi-tradisi budaya yang diaktualisasikan sesuai dengan zamannya, dan hari ini bila tradisi atau budaya-budaya
itu mampu kita kemas menjadi sebuah gambar, film, seni animasi,musik atau
cerita sastra yang lebih mengesankan dan mengahayati budaya ke-lokalanya,
peluangnya akan sangat mudah terlihat dari berbagai media jejaring social atau
pemberitaan dunia maya, sehingga anak-anak bangsa ini tidak hanya menajdi
pengekor tradisi-tradisi pop masal yang pada dasarnya mampu pula untuk mereka
ciptakan, sebut saja kegelisahan seorang kawan dengan gambar-gambar kartunya
yang mengetengahkan gambar-gambar yang bernuansa tokoh-tokoh mitos Indonesia yang
dikems dalam dengan detail gambar dan warna-warna yang lebih artistic dan
berkarakter, meski gambar-gambar itu muncul dan terinsfirasi dari negara asing
tapi bahan-bahan cerita dan bentuk tokoh yang khas itulah yang kelak dapat pula
mewarnai bentuk pilihan lain dalam berbagai jenis tontonan yang menanamkan
nilai-nilai budayanya sendiri.
Lalu factor apa yang telah mempengaruhi sikap dan prilaku anak-anak
muda untuk lebih terpengaruh tradisi dan trand dalam segala hal itu, misalkan/
mereka hari ini lebih nyaman dan merasa keren dan gaul kalau menggemari grup
boy band dari korea, amerika, jepang, cina dll. menggemari kartun-kartun
animasi yang bernuansa jepun dan Hollywood, belum lagi film-film anak-anak
remaja yang banyak mengetehkan tema-tema kebebasan ala barat yang menganggap
masa muda adalah masa yang penuh dengan kebebasan yang berakhir dengan free sex
dan pesta-pesta yang dirayakan layaknya acara ritual keagaman.
saya tidak mengungkapkan bahwa apa yang menjadi gaya dan trans anak
muda sekarang negative sepenuhnya atau tidak menghormati keberagaman kretivitas citra
berbagai warga negara, namun identitas ke-khasan bangsa Indonesia pula patut
dikemas dan disuguhkan sebagai alternative komunikasi budaya atau tradisi yang
dikemas dalam berbagai ciri dan bentuk lain dari keberagaman itu sendiri.
Sehingga sisi-sisi positif bangsa Indonesia pula layak dikenal oleh
khalayak dunia, sebagai bangsa terkenal yang kretif bercirikhas kearifan
lokalnya sendiri.
Lalu bagaimana kita membuat dan mengawali pencitraan dalam
creativitas dalam dunia seni dan hiburan yang bermasya fans anak-anak muda dan
remaja yang tanpa disadari akan terbentuk oleh tradisi dan budaya masal yang
berkembang pada zamannya. Dengan memulai mencintai dan kembali menghayati
makna-makna cerita kerakyatan atau bentuk-bentuk music tradisi, tari dan
lukisan yang berciri khas kelokalan pula
maka kita sebagai anak muda telah mengupayakan untuk meletakkan citra-citra
yang actual untuk bangsa yang kaya dengan seni-seni tradisionlnya ini. Semoga kita
semua dalam masa perubahan masal yang berjalan cepat ini dapat segera sadar bahwa’’ tembok terakhir
pertahanan suatu bangsa adalah tradisi-tradisi dan budaya yang arif yang mampu
menginsfirasi kita untuk menjadi manusia yang berbudaya dan bijaksana.
Category:
0 komentar