Hakikat dan Martabat Modernisasi
Manusia dan masyarakat adalah satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses kehidupan, segala tindakan
dan upaya untuk menjadi sebuah lingkungan masyarakat yang sejahtera dalam
segala sekala, baik ditingkat rumah tangga dan negara sejak republik ini
berdiri. Namu dampak-dampak perubahan yang drastic ditengah-tengah kingkungan
masyarakat hari ini kenyataannya masih banyak mengalami ketidak jelasan atau
kekongkritan tujuan dalam aspek-aspek bidangnya.
Ditengah-tengah kondisi kemajuan disatu
sisi terkadang merupakan kemunduran disisi lain, sebut saja sebagai salah satu
contoh ”Revolusi komunikasi yang telah terjadi saat ini, disisi lain bahwa
dengan merebak dan mengalirnya BAH informasi baik yang bersifat visual maupun
verbal, telah menjadi pisau yang bermata ganda dan bersifat hitam dan putih.
Kita dimudahkan untuk mendapatkan dan menerima berbagai hal yang sifatnya
kekinian, pengetahuan disegala hal baik teoritis maupun pragmatis. Dengan
kemudahan memanfaatkan segala jaringan yang ada di internet misalkan, segala
pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan, pengetahuan dan hiburan sangat
mudah kita temukan, dan media atau alat yang dipergunakanpun dapat dengan mudah
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat disegala usia.
Apa yang terjadi bila kepolosan BAH
informsai yang mudah didapatkan itu dipergunakan secara tidak tepat dan tidak
bertanggung jawab, lalu bagaimana bila segala sifat informasi yang seharusnya
dimanfaatkan dengan bijak itu sudah dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh anak-anak
yang belum seharusnya menyaksikan dan melihat berbagai bentuk visual tersebut,
sebut saja sebuah tontonan yang menyuguhkan adegan-adegan yang tidak selaknya
ditonton. Siapa yang bertanggung jawab dan perduli dengan akibat-akibat yang akan
disebabkan oleh arus deras informsai dan trand yang kerap melibas norma-norma tradisi dan budaya yang telah
menjadi falsafah atau pandangan hidup dalam
masyarakatnya.
Lalu apakah dengan segala perkembangan
yang telah terjadi saat ini dapat dikatakan sebagai hadiah dari modernisasi
dibidang teknologi informasi dan apakah pengertian modern atau moderinisasi
tersebut?. Agar kita semua tidak terjebak dengan jargon-jargon zaman, ada
baiknya kita mengeri tentang apa itu modernisasi;
berikut mari kita simak Hakikat
Modernisasi:
Ada dua cara menetapkan modernitas: Pertama,
melalui historis (priodesasi) dan Kedua, analisasi (Pemikiran). Konsep
histori modernnisasi mengacu pada tempat dan waktu tertentu. Menurut Muhammad
Fauzi, M.Ag, dalam bukunya “ Agama dan Rialitas Sosial, Renungan & Jalan
Menuju Kebahagian, 2007. Ada dua pakar kontemporer yang memakai pendekatan ini,
meskipun mereka berbeda dalam menentukan waktunya.
Anthony Giddens menjelaskan, sebagaimana dikutip
Piotr Szompka,” Modernitas mengacu pada mode kehidupan masyarakat atau
organisasi yang lahir di Eropa sejak abad XVII dan sejak itu pengaruhnya
semakin menjalar keseluruh dunia. Sementara, Kumar menyatakan: “ Modernisasi
muncul pada abad XVI-XVIII, dimulai di Eropa Barat terutama Inggris, Belanda,
Perancis utara, dan Jerman.
Masih menurut bapak Muhammad Fauzi, M.Ag,
dalam bukunya “ Agama dan Rialitas Sosial, Renungan & Jalan Menuju
Kebahagian, 2007, pada dasarnya semua bangsa dan masyarakat di dunia ini
senantiasa terlibat dalam proses modernisasi, meskipun kecepatan dan arah
perubahannya berbeda-beda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lainnya. Dan proses modernisasi itu sangatlah luas, nyaris tidak bisa dibatasi
oleh ruang dan waktu.
Secara Historis, modernisasi merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra-modern. Proses
prubahan itu didorong oleh berbagai usaha dalam memperjuangkan harapan dan
cita-cita hidupnya. Oleh karena itu, sifat dan karakteristik yang umum dari
modernisasi adalah menyangkut perubahan berbagai bidang tradisi sosial
kemasyarakatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mobilitas sosial.
Hingga diberbagai proses bidang kemajuan
dan perubahan yang terjadi akan mencapai pola-pola tingkah laku baru yang
terwujud pada kehidupan masyarakat modern. Namun sayangnya, penggunaan istilah
modernisasi ini sering disalah tafsirkan banyak orang, sehingga sisi moral
sebagai pengendali terkadang tertinggal jauh.
Tidak sedikit modernisasi dianggap
semata-mata sebagai suatu kebebasan yang bersifat keduniaan. Dan tidak
mengherankan pula kalau banyak orang yang keliru dalam menerapkan konsep
modernisasi. Bahkan ada yang menganggap modernisasi sebagai suatu lambang
kebebasan dan ada yang menganggap sebagai peniruan cara barat atau bisa
dibilang (Wisternisasi), dan bahkan ada pula yang menggap modernisasi
itu sama dengan sekularisasi.
Modernisasi dalam tradisi sosiologi
dilihat sebagai proses diferensiasi di pelbagai bidang kehidupan, secara
keseluruhan. Dan konsep modernisasi umumnya dianggap mencakup pembedaan kedalam
tiga fase perkembangan. Yakni, zaman primitif, zaman religio-methapsyical dan
modern. Perbedan ini sebetulnya bisa dilacak bahkan dari konsep Auguste Comte
(1798-1857) tentang tiga fase perkembangan masyarakat yang ia sebut dengan Law
of three stage.
Modernisasi pada hakikatnya merupan
sebuah perubahan baik secara individu maupun ditingkat masyarakat dalam segala
bidang dan pandangan hidup, seperti tradisi sikap dan sistem nilai serta jalan
pikiran dengan berorientasi pada kehdupan yang lebih maju, untuk mewujudkan
masyarakat yang lebih maju dan sejahtera, dengan karakteristik berupa inovasi-inovasi,
kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi, politik, social dan budaya.
Dalam kesempatan tulisan ini sebenarnya
saya ingin berbagi kepada pembaca semua bahwa dalam kondisi perkembangan zaman
disebut-sebut modern hari ini, rasanya kurang lengkap bila tidak kita ketahui
maksud dan tujuanya tanpa mengetahuai apa yang dimaksud dalam arti kata atau
sejarah pertama munculnya istilah modern tersebut. dalam buku “ Agama dan
Rialitas Sosial, Renungan & Jalan Menuju Kebahagian, 2007, karya Muhammad
Fauzi, M.Ag. banyak sekali terdapat catatan kaki untuk menjelaskan apa
sebenarnya hakikat modernisasi baik dilihat dari hitorisnya maupun dari
berbagai pemikiran para pakar kontemporer mengenai modernisasi.
Tanpa bermaksud untuk menyederhanakan dan
menyingkat, arti modernisasi akhirnya dalam kesempatan ini, saya bersepikulasi
menyimpulkan bahwa: modernisasi disegala bidang disadari atau tidak, kita
terima ataupun tidak ia ibarat pedang bermata dua, tinggal bagaimana kita
sebagai warga masyarakat merespon atau menerima arus pertumbuhan modernisasi
ini, sehingga dapat dimaknai dan diterima dengan lebih arif dan bijaksana.
Dengan segala hal yang telah terjadi dan terlihat netral ini, tinggal bagaimana
kita memanfaatkannya untuk kepentinga yang berdaya manfaat harmoni sehingga berjalan
dan seiringnya nilai-nilai tradisi ketimuran yang baik dengan arus modrnisasi. Trimkasih,
Category: UMUM
0 komentar