Diam Tanah
kau terima
gunung, laut dan hutan di perbukitan hujan bagimu
adalah puisi rindu dan benci kau jelmakan
rumput, semak dan pepohonan sawah, ladang, kampung
dan perkotaan dalam lembah
lekuk dan tiap dataran di tubuhmu biar sesekali kau
merelakan gunung dan badai menyebar retak,
patah dan getar sebagai isyarat berputar, angin bertiup dan
diam sepanjang ruang, batu-batu jalan lurus, tebing dan menikung di
setiap dataran kau taburi debu bahasa-bahasa
kesucian.pulau-pulau
berbatas selat dan samudra pula telah mengajarkan
kami bahasa bahtera dan cemas pada arah mata
angin, namun karib mu bintang tak bergegas ia sebelum
pagi kau pendam dan
susui segala yang hidup dan mati segala yang kau
cinta dan benci meski kadang kami
sengaja lalai menunduk. malah merasa
jijik pada lumpurmu yang subur bila hujan reda kau simpan macam
kotoran sisa dalam perut ini, apakah kau sesak
dan pengap diselimuti asapal jalan, batako dan lantai semen. di atas tubuh mu
kami bersuka diatas tubuhmu kami berbiak dari sajak rindu
dan benci pada hujan kami menyuap mulut lidah dan
tenggorokan, dari liat tubuhmu kami tercipta dan dari kemarau mu
kami belajar membaca cinta dan luka
Category: puisi menyejukkan
0 komentar