Apa yang Ada di Luar Diri Kita
Sejauh ini mungkin kita telah mengetahui
atau membahas fakta bahwa kita hidup di dalam tengkorak kita lalu menangkap
tidak lebih dari apa yang ditangkap oleh indra kita. Sekaarang mari Kita
teruskan selangkah lebih jauh: “ apakah benda-benda yang kita tangkap mempunyai
keberadaan sebenarnya atau mereka adalah imajiner?’’
Mari Kita mulai dengan sebuah pertanyaan:
perlukah ada dunia luar untuk dapat melihat atau mendengar?
Jawabnya, tidak. Tidak perlu ada dunia
luar untuk dapat melihat atau mendengar berbagai bentuk rangsangan terhadap
otak akan memicu berfungsinya semua indra, membentuk perasaan, pengelihatan dan
suara. Contoh yang terbaik untuk menjelaskan ini adalah mimpi.
Saat bermimpi, Kita terbaring ditempat
tidur, diruangan gelap dan hening, mata kita tertutup. Tidak ada yang sampai
kepada kita dari dunia luar untuk ditangkap, baik cahaya maupun suara. Namun
didalam mimpi kita, Kita mengalami banyak hal seperti yang mungkin kita alami
dalam kehidupan sehari-hari, sama hidup dan terjaganya saat kita dengan saat
terjaga. Didalam mimpi Kita juga terbangun dan dan bergegas berangkat bekerja,
begitupula di dalam mimpi kita pergi berlibur dan merasakan sinar matahari.
Disamping itu, selama mimpi kita, kita
tidak merasa ragu tentang apa yang kita lihat. Hanya pada saat terbangun kita
akan menyadari bahwa semua hanyalah mimpi. Didalam mimpi, Kita juga merasa
takut cemas, gembra, atau sedih. Begitu pula, kita merasakan nyatanya
benda-benda. Namun tidak ada sumber yang menghasilkan segala persepsi ini, Kita
masih berada di ruangan yang gelap dan hening,
Descartes menyatakan sebagai berikut
tentang fakta mimpi yang mencengangkan;
Di dalam mimpi, saya melihat bahwa saya
melakukan berbagai hal, saya pergi keberbagai tempat; namun ketika terbangun,
saya menyadari saya tidak melakukan apa-apa, atau pergi kemana-mana, dan bahwa
saya terbaring tenang di atas tempat tidur. Siapa yang dapat menjamin bahwa
saya juga tidak bermimpi saat ini, dan lebih jauh lagi, bahwa seluruh hidup
saya juga bukanlah sebuah mimpi?”
Dalam hal ini, sebagaimana kita mengalami
mimpi kita sebagai suatu yang nyata dan hanya menyadari bahwa itu hanya dunia
khayalan ketika terbangun, kita tidak dapat mengklaim bahwa apa yang kita alami
kala bangun adalah nyata, jadi sepenuhnya, mungkin bahwa kita dapat saja
terbangun dari kehidupan di muka bumi, yang kita tinggali saat ini, dan mulai
mengalami hidup yang sebenarnya. Kita tidak mempunyai bukti untuk
menyangkalnya. Sebaliknya, penemuan sains modern mengemukakan keraguan yang
serius tentang pernyataan bahwa apa yang kita alami dikehidupan sehari-hari
adalah keberadaan yang sebenarnya.
Dalam hal ini, kita berhadap-hadapan
dengan hal yang nyata: saat kita menganggap bahwa dunia yang kita diami ini
ada, tidak ada landasan bagi perkiraan ini, sama sekali mungkin bahwa berbagai
persepsi ini tidak memiliki kolerasi material.
sumber: Harun Yahya Book
Category: PENDIDIKAN
0 komentar