Figur Kepemimpinan yang pengecut

Unknown | 12.38 | 0 komentar


Bangsa yang besar dan beradab adalah bangsa yang mencintai budayanya sendiri, bercita-cita untuk menjadi masyarakat yang madani semestinya menjadi focus perhatian bersama atas ketidak jelasan bentuk atau karekter kita sebagai NKRI yang berlandaskan pancasila dan UUD 45 ini. Tentunya wajib kita menghargai karya konsep para pendahulu bangsa Indonesia yang menjadikan ungkapan atau selogan Bhenika Tunggal Ika menjadi sepirit kebersamaan dan kerukunan. Politik dalam dan luar negeri pemerinta yang kita harapkan mampu bergerak untuk mensejahterakan kemashalatan hajat hidup orang banyak hari ini masih begitu datar dan terkesan jalan ditempat, meski era baru ini lahir dari reformasi yang tak mempunyai visi kongkrit atas segala pemerataan disegala bidangnya namun reformasi telah menjadi mimpi bersama untuk segala perubahan yang berarti ditanah air ini, tokoh-tokoh dikancah politik para negarawan yang diharapkan menjadi figur pembaharu dalam kontek zaman era revolusi komunikasi ini belum terlihat sebagai matahari muda yang cerdas memberikan solusi yang sesuai dengan zamanya. Program apa yang telah pemerintah siapkan untuk kesejahteraan dan mebekali warga negaranya untuk sekian puluh tahun yang akan datang, hampir tidak ada rencana-rencana yang benar-benaar mendasar sehingga kelak dalam kerja-kerja itu rakyat telah dihantarkan untuk menghadapi era-era dimana mereka mampu hidup dengan kondisi kepentingan global yang menjadi masal dan trand dalam mendapatkan buah kesejahteraan yang merata.
Moral dan akhlak nurani adalah dasar karakter yang mungkin akan menjadi insfirasi dalam menjalankan pemerintahan, ruh dan jiwa perjuangan untuk meng-Indonesia-kan masyarakat atas nasionalisme  yang mulai terlihat lapuk dan berwarna abu-abu. Semangat  atau selogan yang meneriakkan kebersamaan hampir-hampir digerus oleh kapitalisme yang bermuka dua. Bargain-bargain pemerintah untuk membela dan menghantarkan kesejahteraan rakyat menjadi tumpul dan terkesan basa-basi karena gado-gado kepentingan golongan dan  pribadi yang bernafsu untuk mengusai dan memperturutkan seujung kuku rasa prakmatisme, lagi-lagi masyarakat menjadi objek dan korban kisruhnya atas tindakan barbarianisme politik yang kerap selingkuh dengan kaum modal menor yang menggoda birahi independensi kedaulatan NKRI.
Disadari atau tidak mental pengecut sebagai negara telah sampai pada lulut yang menyentuh tanah memohon kepada negara-negara yang dianggap dewa yang menguasai setiap jiwa.  Oleh sebab itu maka keberanian menjadi negara yang benar-benar berdaulat bediri diatas kaki sendiri, membangun dan mempersiapkan generasi berikutnya untuk lebih berani adalah sebuah kewajiban mulia sehingga kelak kita  mampu berlari membawa negara Indonesia ini kepada kejayaan dunia.
Indonesia adalah x tanah jajahan fisik dan mental untuk itu maka marilah kita benahi jiwanya dari sebentuk kesdaran yang illahiah. Jangan hanya diam dan menikmati denyut dinamika kondisi hari ini masih menjadi aib yang diabaikan dalam pemberitaan-pemberitaan media masa dan elektronik atas ketidak mampuan pemimpin yang bermental kuli dinegerinya sendiri, atas segala doa dan harap semoga kita tidak akan lama lagi terjaga dan sadar, bahwa rakyat kita adalah manusia yang telah lama menantikan hujan kesejahteraan dan kedamaian atas kemarau realita hari ini.
Tak perlu penulis mengungkapkan apa-apa yang menjadi PR penyelengara pemerintahan hari ini, yang pasti mari kita aktualisasikan kembali nilai-nilai dasar keindonesian yang dulu dilatarbelakangi oleh tumpah darah sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia.
Erwinsyah 10/03/2012 dini hari pukul 03:00

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar