Pepaya Tumbuh diantara Sela Teras Balkon dan Pagar Besi Loteng
Kaujon
serang Banten, Udara informasi, Pohon papaya yang kerap kita jumpai bila di
lihat sepintas seperti tidak mungkin untuk tumbuh di tempat yang keras tanpa
media atau tempat tumbuh yang memadai dan bahkan minim denga air sebagai dasar
dan alasan setiap tumbuhan untuk bertahan hidup, namun lain dengan pohon papaya
yang satu ini.
Awalnya
penulis melihat pohon papaya itu tumbuh menempel diantara sela-sela semen
membatas lantai dan pagar besi teras loteng rumah bapak, KH Toyib Amir alm,
mantan anggota DPD Banten yang pertama, pada tahun 2011, ketika itu saya hanya
menyasikan bahwa peristiwa itu adalah hal yang biasa, dengan sedikit meragukan
bahwa papaya itu tidak akan tumbuh bertahan lebih lama, karena faktor-faktor
penyebab untuk tumbuh pun sangatlah minim.
Hingga
menginjak akhir tahun 2012, saya dikejutkan dengan pertumbuhan pohon tersebut
ternyata masih bertahan hidup hingga saat ini, meskipun pertumbuhannya tidak
begitu normal layaknya pohon papaya yang tumbuh di tanah, namun sejauh ini
untuk sebuh pohon yang hanya bermodalkan akar-akar halus ia mampu menjalar ke
selah-selah tembok pembatas antara pagar besi loteng balkon untuk tumbuh.
Penasaran
melihat pertumbuhan papaya yang telah berusia 2 tahun itu saya mulai mengamati
media atau tempat pohon papaya itu tumbuh, dan ternyata biar lantai loteng itu
telah dikeramik dan terbilang tempat yang keras, namun tetap ada air yang
meresap di tempat yang tak jauh dari papaya itu tumbuh, air itu berasal dari
tetesan jemuran pakain yang kadang seminggu hanya 4 empat kali menjemur
pakaian, dengan memanfaatkan air jemuran pakaian yang menetes yang tak jauh
dari pohon papaya itu sendiri.
Lantas
bila kita membayangkan bagaimana akar-akar halus yang sudah menjalar
disela-sela sempit dan keras antara pembatas tembok dan pagar besi itu, ini
adalah sebuah perjuangan yang sangat keras dan tentunya membutuhkan kesabaran
dengan kelembutan ujung-ujung akar yang sangat halus itu, hingga mampu
menyuplai kebutuhan batang dan daun untuk tetap bertahan hidup. Dalam kondisi
cuaca yang kerap tidak menentu pohon papaya tersebut mampu memanfaatkan
sumberdaya makanan walau hanya dengan air tetesan jemuran pakain yang mungkin
masih bercampur dengan sisa diterjen dan mungkin sudah beberapa kemarau pula
yang telah ia lewati.
Disamping
sebab-sebab yang logis untuk hidup itu, lalu saya mengambil sari dan makna dari
tumbuhnya sebatang pohon papaya tersebut, saya melihat bahawa ada Yang Maha
Hidup, yang memperkenankan setiap makluk ciptaannya untuk berjuang dan
menjalani kehidupanya tetap bertahan dan tumbuh dalam kondisi apapun meskipun
terlihat seperti mustahil. Dan tidak ada yang akan menghalangi bagi sebuah
keinginan hidup, terlebih Yang Maha Kuasa hanya menjadikan sesuatu hanya dengan
Kalimat Kun Fayakun (Jadi maka Jadilah ia),
Meskipun
penulis belum mencari dengan seksama jenis papaya apa yang tumbuh itu,
bagaimana mulanya papaya itu tumbuh, disengaja atau tidak, apakah ia akan
berbuah atau tidak dalam pertumbuhannya, menyaksikan pertumbuhannya saja sudah
merupakan sebuah pelajaran yang sangat berharga dan patut di jadikan perinsip
untuk survive, bahwa dalam keadaan apapun dan kondisi apapun kita diajarkan
untuk tetap bertahan dan untuk terus tumbuh dan berkembang, terlebih kita di
karunia sebuah akal dan seluruh organ-organ tubuh yang lengkap dan sangat
memadai untuk hidup dan tumbuh sukses dengan segala cita-cita yang diharapkan.
Akhirnya
dengan melihat kejadian ini saya kembali mengevaluasi perjalanan hidup yang dengan
seabrek kesempatan dan potensi yang ada disekitar kita, dan berspekulasi
menyimpulkan bahwa kita tidak akan dibiarkan sendiri dan mati bigitu saja tanpa
alasan oleh Sang Maha Kuasa.
Mungkin dalam
kesempatan ini, sepetik puisi yang saya tulis sekiranya dapat mewakili perasaan
penghambaan saya kepada yang Maha Hidup.
Hanyalah ENGKAU
Siapa yang paling tahu
segala daun gugur dan jatuh
Siapa yang paling mengerti
setiap butir air meresap mengalir
semut hitam yang berjalan diatas batu
hitam di tengah malam tiga puluh
nafas, denyut, detik, gerak, bunyi,
faham, ilmu, semesta dan sembunyi niat-niat
siapa yang lebih tahu, DIA dekatnya di
dalam tak berjarak, nadimu bukan sekadar pikiran. siapa yang lebih dekat,
penguasa akihrat cahaya dalam cahaya,
UDARA
Informasi. Serang 03 Desember 2012, Erwinsyah
Category: UMUM
0 komentar