Islam mengajarkan kita agar berdikap qana’ah –
menerima dan bersyukur atas semua ketetapan Allah atas diri kita, baik untuk
urusan rezeki maupun yang lainnya. Bila tidak, kita sendiri yang akan rugi
kerena harus berhadapan dengan banyak gangguan kejiwaan.
Dalam kehidupan selalu ada saja ujian,
mulai dari yang sederhana sampai yang paling menantang. Masalah anak-anak,
setumpuk pekerjaan di kantor, konflik dengan teman, hubungan tidak harmonis
dengan suami atau istri, masalah dengan
orang tua maupun mertua. Semua itu menguras energy dan emosi.
Kalau kita tidak belajar tawakal dan
banyak bersabar, maka kecemasan, kekhawatiran dan setress yang sangat
mengganggu jiwa itu akan menyebabkan hidup tidak nyaman.
Kecemasan dan depresi adalah jenis
gangguan jiwa yang paling sering ditemui dalam masyarakat.
Menurut psikiater dr. Andri,Sp.KJ, dari
Klinik Psikosomatik RS Omni Internasional dan RS Global Medika, ganguan jiwa
yang paling sering ditemukan adalah depresi dan kecemasan atau sekitar 25-30%
dari populasi. Tapi sayangnya stigma dan kekurangan informasi tentang ganguan
jiwa, membuat kebanyakan orang enggan berobat kedokter jiwa.
Penyebab
Dari segi biologis, pasien ganguan jiwa
pada dasarnya memang mempunyai kerentanan di otaknya, misalnya, penderita
depresi dan cemas, sebenarnya mengalami ketidakseimbangan kimiawi di otaknya.
Dari segi psykologis, gangguan kesehatan jiwa bayak disebabkan oleh ketidak
mampuan menghadapi kenyataan. Misalnya depresi berkepanjangan akibat putus
pacar atau ditinggalkan orang yang dicintai, seperti ayah, ibu, suami dan
istri.
Gangguan jiwa terjadi karena penderitanya
kurang memiliki daya tahan adaptasi yang baik. Depresi terjadi karena daya tahan
/ ekanisme adaptasi terhadap kenyataan, yang kurang baik. Konflik yang terjadi
dilingkungan hanyalah pemicu.
Pola asuh tertentu menyebabkan seorang
kurang memiliki daya adaptasi yang baik alias kurang bisa menghadapi kenyataan.
Misalnya dia selalu tidak dihargai, sering disalahkan dan dihina oleh orang
tuanya bahkan. Akhirnya menyebabkan pertumbuhan anak menjadi orang yang tidak
percaya diri dan mudah mengalami tekanan atau setress bila ada sesuatu yang
membuatnya tidak nyaman.
Lingkungan social bisa menjadi pemicu
setress. Misalnya, tinggal di lingkungan rumah yang padat dan harus selalu
berbagi dengan orang lain, atau tinggal di lingkungan yang penuh dengan konplik
juga akan membuat orang orang mudah cemas atau depresi. Menetap dilingkungan
yang serba tidak pasti juga akan membuat orang mengalami kecemasan. Misalnya,
hubungan antar teman yang kurang baik, menyebabkan anda kesal, marah, bahkan
menyebabkan enggan bekerja. Hal ini akhirnya dapat menurunkan kinerja dan
kualitas hidup anda.
Stress
Stress sering diartikan sebagai suatu
tekanan atau beban yang menimpa seseorang. Stress dapat berupa stress fisik
ataupun stress mental/psikologis. Ada stress yang terbilang stress yang baik
atau disebut Eustress. Dalam batasan tertentu, stress yang baik dapat
memicu kinerja dan potensi Anda, untuk mengembangkan diri lebih baik lagi.
Dalam keadaan ini, stress menjadi motivasi yang sangat baik. Sehingga mampu
mendorong Anda untuk menghasilkan sesuatu yang sangat baik.
Sebaliknya bila tekanan hidup justru dianggap
beban yang tak sanggup dihadapi, maka yang terjadi adalah stress atau depresi.
Seseorang yang pada dasarnya kurang pandai beradaptasi dengan kenyataan hidup,
akan menyikapi stress sebagai hal yang sangat membebeni dan membuat hidupnya
tidak tenang, jadi kekuatan beradaptasi terhadap kenyaataan ini, berperan
penting untuk menghadi stress.
Gejala fisik penderita stress adalah
termasuk gangguan perut, seperti maag, mual, muntah dan kembung, nyeri kepala
dan pegal-pegal diseluruh tubuh, jantung berdebar, sesak nafas, kesemutan,
baal, rasa panas ditubuh terutama dimuka, sulit tidur dan ganguan seksual.
Gejala mental dari stress ditandai dengan
rasa murung, sering marah-marah, pikiran negative terhadap banyak hal, perasaan
binging. Celakanya, penderita stress sering tidak sadar akan keadaan dirinya.
Mereka malah terkadang menolak kenyataan bahwa diri mereka stress dan
memusatkan perhatian hanya pada keluhan fisiknya.
Kenali Diri Sendiri
Anda harus mampu mengenali bahwa manusia
mempunyai keterbatasaan. Hidup memang selalu diwarnai oleh berbagai tekanan
hidup. Mampu mengenali kemampuan diri sendiri, sangat berguna untk menghindari
stress. Yang tak kalah pentingnya, Kita sudah semestinya lebih banyak
meluangkan waktu untuk relaxasi, beribadah dan berzikir. Berupaya melakukan
keseimbangan fisik dan mental.
Tahu kapan istirahat dan tahu kapan harus
bekerja. Manusia kerap lupaakan kemampuan dirinya. Kebanyakan depresi dan
gangguan cemas dialami oleh pasien usia dewasa muda sekitar 25-40 tahun. Yaitu
saat karier sedang menanjak. Orang lansia (lanjut usia) semakin rentan
mengalami depresi seiring dengan bertambahnya usia.
Wanita Lebuh Rentan Kena Stress
Gangguan jiwa terutama depresi pada
perempuan lebih sering terjadi dibandingkan pria, secara umum perempuan
mempuanyai resiko dua kali lipat dibandingan pria. Penyababnya adalah factor
genetika maupun social. Perempuan lebih banyak mengalami tekanan psikososial
dibandingkan dengan pria. Perempuan yang mengalami depresi cenderung mengalami
kecemasan, perasaan bersalah, ganguan makan, baik lebih banyak makan atau
sebaliknya kurang nafsu makan atau kenaikan dan penurunan berat badan.
Kehamilan
dan post natal depression(lebih dikenal sebagai baby blues) yang terjadi
setelah melahirkan, adalah beberapa contoh kasus. Beberapa factor seperti
riwayat depresi.
Oleh: Ratih Sayidun
0 komentar