Sulit Menghadapi Kenyataan dapat Menyebabkan Ganguan Kesehatan Jiwa

Unknown | 03.45 | 0 komentar


Islam mengajarkan kita agar berdikap qana’ah – menerima dan bersyukur atas semua ketetapan Allah atas diri kita, baik untuk urusan rezeki maupun yang lainnya. Bila tidak, kita sendiri yang akan rugi kerena harus berhadapan dengan banyak gangguan kejiwaan.

Dalam kehidupan selalu ada saja ujian, mulai dari yang sederhana sampai yang paling menantang. Masalah anak-anak, setumpuk pekerjaan di kantor, konflik dengan teman, hubungan tidak harmonis dengan suami atau istri, masalah  dengan orang tua maupun mertua. Semua itu menguras energy dan emosi.

Kalau kita tidak belajar tawakal dan banyak bersabar, maka kecemasan, kekhawatiran dan setress yang sangat mengganggu jiwa itu akan menyebabkan hidup tidak nyaman.
Kecemasan dan depresi adalah jenis gangguan jiwa yang paling sering ditemui dalam masyarakat.

Menurut psikiater dr. Andri,Sp.KJ, dari Klinik Psikosomatik RS Omni Internasional dan RS Global Medika, ganguan jiwa yang paling sering ditemukan adalah depresi dan kecemasan atau sekitar 25-30% dari populasi. Tapi sayangnya stigma dan kekurangan informasi tentang ganguan jiwa, membuat kebanyakan orang enggan berobat kedokter jiwa.

Penyebab
Dari segi biologis, pasien ganguan jiwa pada dasarnya memang mempunyai kerentanan di otaknya, misalnya, penderita depresi dan cemas, sebenarnya mengalami ketidakseimbangan kimiawi di otaknya. Dari segi psykologis, gangguan kesehatan jiwa bayak disebabkan oleh ketidak mampuan menghadapi kenyataan. Misalnya depresi berkepanjangan akibat putus pacar atau ditinggalkan orang yang dicintai, seperti ayah, ibu, suami dan istri.

Gangguan jiwa terjadi karena penderitanya kurang memiliki daya tahan adaptasi yang baik. Depresi terjadi karena daya tahan / ekanisme adaptasi terhadap kenyataan, yang kurang baik. Konflik yang terjadi dilingkungan hanyalah pemicu.

Pola asuh tertentu menyebabkan seorang kurang memiliki daya adaptasi yang baik alias kurang bisa menghadapi kenyataan. Misalnya dia selalu tidak dihargai, sering disalahkan dan dihina oleh orang tuanya bahkan. Akhirnya menyebabkan pertumbuhan anak menjadi orang yang tidak percaya diri dan mudah mengalami tekanan atau setress bila ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

Lingkungan social bisa menjadi pemicu setress. Misalnya, tinggal di lingkungan rumah yang padat dan harus selalu berbagi dengan orang lain, atau tinggal di lingkungan yang penuh dengan konplik juga akan membuat orang orang mudah cemas atau depresi. Menetap dilingkungan yang serba tidak pasti juga akan membuat orang mengalami kecemasan. Misalnya, hubungan antar teman yang kurang baik, menyebabkan anda kesal, marah, bahkan menyebabkan enggan bekerja. Hal ini akhirnya dapat menurunkan kinerja dan kualitas hidup anda.

Stress

Stress sering diartikan sebagai suatu tekanan atau beban yang menimpa seseorang. Stress dapat berupa stress fisik ataupun stress mental/psikologis. Ada stress yang terbilang stress yang baik atau disebut Eustress. Dalam batasan tertentu, stress yang baik dapat memicu kinerja dan potensi Anda, untuk mengembangkan diri lebih baik lagi. Dalam keadaan ini, stress menjadi motivasi yang sangat baik. Sehingga mampu mendorong Anda untuk menghasilkan sesuatu yang sangat baik.

Sebaliknya bila tekanan hidup justru dianggap beban yang tak sanggup dihadapi, maka yang terjadi adalah stress atau depresi. Seseorang yang pada dasarnya kurang pandai beradaptasi dengan kenyataan hidup, akan menyikapi stress sebagai hal yang sangat membebeni dan membuat hidupnya tidak tenang, jadi kekuatan beradaptasi terhadap kenyaataan ini, berperan penting untuk menghadi stress.

Gejala fisik penderita stress adalah termasuk gangguan perut, seperti maag, mual, muntah dan kembung, nyeri kepala dan pegal-pegal diseluruh tubuh, jantung berdebar, sesak nafas, kesemutan, baal, rasa panas ditubuh terutama dimuka, sulit tidur dan ganguan seksual.

Gejala mental dari stress ditandai dengan rasa murung, sering marah-marah, pikiran negative terhadap banyak hal, perasaan binging. Celakanya, penderita stress sering tidak sadar akan keadaan dirinya. Mereka malah terkadang menolak kenyataan bahwa diri mereka stress dan memusatkan perhatian hanya pada keluhan fisiknya.

Kenali Diri Sendiri

Anda harus mampu mengenali bahwa manusia mempunyai keterbatasaan. Hidup memang selalu diwarnai oleh berbagai tekanan hidup. Mampu mengenali kemampuan diri sendiri, sangat berguna untk menghindari stress. Yang tak kalah pentingnya, Kita sudah semestinya lebih banyak meluangkan waktu untuk relaxasi, beribadah dan berzikir. Berupaya melakukan keseimbangan fisik dan mental.

Tahu kapan istirahat dan tahu kapan harus bekerja. Manusia kerap lupaakan kemampuan dirinya. Kebanyakan depresi dan gangguan cemas dialami oleh pasien usia dewasa muda sekitar 25-40 tahun. Yaitu saat karier sedang menanjak. Orang lansia (lanjut usia) semakin rentan mengalami depresi seiring dengan bertambahnya usia.


 Wanita Lebuh Rentan Kena Stress

Gangguan jiwa terutama depresi pada perempuan lebih sering terjadi dibandingkan pria, secara umum perempuan mempuanyai resiko dua kali lipat dibandingan pria. Penyababnya adalah factor genetika maupun social. Perempuan lebih banyak mengalami tekanan psikososial dibandingkan dengan pria. Perempuan yang mengalami depresi cenderung mengalami kecemasan, perasaan bersalah, ganguan makan, baik lebih banyak makan atau sebaliknya kurang nafsu makan atau kenaikan dan penurunan berat badan.

Kehamilan dan post natal depression(lebih dikenal sebagai baby blues) yang terjadi setelah melahirkan, adalah beberapa contoh kasus. Beberapa factor seperti riwayat depresi.
Oleh: Ratih Sayidun

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar