Pristiwa Moral

Unknown | 03.49 | 0 komentar


Harta wanita dan tahta, dari zaman Fira’un masih bujanganpun memang telah menjadi lencana yang sangat menggiurkan bagi setiap ambisi yang ingin memilikinya. Lalu apakah berbagai kisah drama romansa setelah menduduki sebuah jabatan public yang resmi dan dibilang institusi negara ini telah menjadi hal yang biasa untuk dinodai, dan dimanfaatkan dalam segala kesempatanya.

Ada banyak kemungkinan dari setiap individu untuk tergelincir kelembah noda yang membuat aib bagi setiap pelakunya. Disengaja atau tidak yang pasti ada yang belum selesai dalam sebuah kepribadaian yang masih bisa diperdayai oleh kesementaraan dunia yang sangat mengiurkan ini, terlebih seseorang itu telah menjadi pejabat dalam berbagai pangkat dan golongannya, apa lagi posisi strategis sebagai penentu kebijakan disebuah daerah dimana ia mengemban amanat-amanat kepentingan halayak.

Sebut saja kasus seorang bupati garut yang dalam bulan Desember ini kita saksikan menyeruak ingin bersaing dengan pemberitaan kasus-kasus moral seleberiti lain yang ada di infotainment, dalam pemberitaan itu, Bupati tersebut telah menikahi anak remaja wanita yang berusia 18 tahun lalu kemudian dalam empat hari berikunya ia menceraikan anak gadis tersebut dengan menggunakan HP melalui layanan SMSnya.

Apapun alasan pernikahan dan perceraian yang terjadi dalam kasus Bupati Garut ini, itu merupakan hal yang mungkin tidak pas dan pantas, terlebih dia adalah seseorang yang sentral  di daerah hegemoninya.
Nge-sex secara resmi dengan pasangan nikanya memang sebuah hal yang manusiawi, nge-sex pula dapat mendatangkan berbagai peluang buruk dan baik, tinggal tergantung seseorang itu mau memanfaatkan kehidupan seknya untuk apa, namun dalam kasus Bupati garut ini jelas merupakan sebuah momok tersendiri bagi citra dan keberadaanya sebagai Bupati Garut dengan menikah secara resmi alih-alih menghindari perzinahan namun, disisi lain tindakan menceraikan gadis muda itu adalah sebuah ketidak pantasan bagi seorang pemimpin.

Lalu apakah dalam hal ini, Bupati garut itu tidak bermoral atau Moralnya tidak baik dalam norma-norma ketimuran, itu tinggal bagaimana kita melihat masalah ini dan itu juga tergantung niat awalnya bahwa Bupati Garut tersebut ingin memanfaatkan instititusi pernikahan tersebut untuk apa, apabila Bupati Garut memang telah bercerai ditinggal oleh istri pertamanya karena meninggal atau disebabkan hal-hal lain yang bersifat medis dan non medis, sehingga dia merasa perlu pendamping baru untuk menemani dia sewaktu memimpin, ini mungkin wajar-wajar saja, tapi lain halnya bila Bupati Garut tersebut Memanfaatkan kondisi dalam priode ke-pejabatanya itu, lalu menunaikan pernikahan-pernikahan kilat dengan gadis-gadis remaja yang tergolang sangat muda. 

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar